Pijat Oksitosin untuk Memperlancar Produksi ASI
Keywords:
Air Susu Ibu, pijat oksitosinAbstract
Menyusui eksklusif merupakan pemberian air susu ibu (ASI) tanpa disertai makanan atau minuman lain selain ASI kecuali obat-obatan, vitamin, atau mineral tetes. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain makanan, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, pola istirahat, faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan, berat lahir bayi, umur kehamilan saat melahirkan, ketenangan jiwa dan fikiran, anatomis payudara, faktor fisiologi, konsumsi rokok dan alkohol. Penyusuan merupakan proses pengeluaran ASI melibatkan refleks let down oleh oksitosin yang terangsang melalui isapan bayi. Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi ASI akan lebih banyak. Selain dengan isapan bayi, tindakan perawatan payudara dapat merangsang kelenjar pada payudara sehingga mempengaruhi kelancaran pengeluaran ASI. Salah satu perawatan payudara adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pijatan yang dilakukan di punggung, tepatnya di sepanjang tulang belakang sebagai upaya melancarkan keluarnya ASI dari payudara ibu menyusui. Pijat oksitosin bisa menjadi semakin efektif jika dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan kelembutan dan rasa penuh kasih sayang. Pijat oksitosin dilakukan pada ibu setelah melahirkan untuk membantu kerja hormon oksitosin dalam pengeluaran ASI, mempercepat syaraf parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin dalam mengalirkan ASI agar keluar. Tindakan massage dapat mempengaruhi hormone prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus produksi ASI pada ibu selama menyusui. Tindakan ini juga dapat membuat rileks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI pada kedua payudara. Pijat oksitosin merupakan upaya promotif yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu di desa Kaliwungu sehingga dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Setelah kegiatan ini diharapkan ibu dapat termotivasi sehingga nanti hanya memberikan ASI saja pada bayinya sampai usia 6 bulan dan melanjutkan memberikan ASI sampai usia 2 tahun.